ILMU BUDAYA DASAR
KELOMPOK 1
KONSEP KE 1 CINTA KASIH
Disusun Oleh :
1. Dita Septi A (22318048)
2. Fatwa Diena (22318603
3. Nindy Farasagytha M (25318329)
4. Salsabila Mazaya K (27318908)
Kelas 1TB02
S1- Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil Dan Perancanaan
Universitas Gunadarma Jakarta
2019
I.
PENGERTIAN
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya
W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa)
sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh
belas kasihan, dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga
kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan
sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh
belas kasih. Walaupun cinta kasih memegang peranan yang penting dalam kehidupan
manusia, saebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan,
pembentukan kelurga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan
hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh
antara manusia dengan Tuhanya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas,
mengikuti perintahNya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Pengertian tentang
cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, dikatakan bahwa cinta
memiliki tiga unsur yaitu: keterikatan. Keintiman, dan kemesraan. Yang dimaksud dengan
keterikatan adalah adanya
perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau
pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, kalau janji dengan dia harus
ditepati. Unsur yang kedua adalah keintiman yaitu adanya kebiasaan- kebiasaan
dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada
jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan
dengan sekedar memanggil nama atau sebutan, sayang dan sebagainya.Makan minum
dari satu piring, cangkir tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai
uang tanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lain-lainya.
Unsur yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai dan
dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan
yang mengungkapkan rasa sayang,dan seterusnya.
Cinta
tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah, dan berjihad dijalan
Allah. Cinta tingkat menengah adalah
cinta kepada orang tua, anak, saudara, suami /
istri dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih
mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.
Cinta adalah perasaan
lahir dari hati sesorang, timbul dengan sendirinya, tidak melihat waktu dan
usia, suatu rasa untuk ingin menyayangi dan memiliki, seperti perasaan cinta
ibu kepada anak nya, perasaan cinta tuhan kepada umat nya yang bertaqwa. cinta
yang tulus akan menimbulkan nilai-nilai kejiwaan yang selalu tulus dan
berserah. Cinta kasih bersumber pada ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur
karsa, yang dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang
menimbulkan tanggung jawab. Dalam cinta kasih tersimpul pula rasa kasih sayang
dan kemesraan. Belas kasihan dan pengabdian. Cinta kasih yang disertai dengan
tanggung jawab menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian
antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan,
dan antara manusia dengan Tuhan. Apabila dirumuskan secara sederhana, cinta
kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan, belas kasihan dan pengabdian
yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab
artinya akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian,
keseimbangan, dan kebahagiaan.
II.
HUBUNGAN CINTA
KASIH DAN ILMU
BUDAYA DASAR
Hakikatnya Cinta
adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau
sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau
cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih
dapat diatikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai
dengan menaruh belas kasihan. menurut Frich Fromm diibaratkan sebagai suatu
seni, yang sebagaimana bentuk seni yang lainnya sangat memerlukan pengetahuan
dan latihan untuk biasa menggapainya.
Cinta kasih bersumber
pada ungkapan perasaan yang didukung oleh karsa, yang dapat berupa tingkah laku
dan pertimbangan dengan akal yang merupakan tanggung
jawab.
Tanggungjawab artinya akibat yang baik, positif berguna,
saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan, dan kebahagiaan antara sesama manusia dan tuhan.
Hubungan cinta kasih
terhadap ilmu budaya dasar seperti pendidikan sikap yang diajarkan dengan Ilmu
Budaya Dasar untuk menghadapi permasalahan-permasalahan dengan penuh cinta dan
kasih sayang seperti penjelasan mengenai cinta kasih. Cinta kasih manusia
kepada dirinya sendiri terwujud dalam bentuk menjaga dirinya sendiri
unsur-unsur yang terdapat dalam cinta adalah simpati seperti kenal, tahu,
pengertian, dan perhatian. dan emosi seperti pengorbanan, tanggung jawab,
saling menghormati dan kasih sayang.
Cinta kasih akan
terjadi apabila perasaan simpati antara dua subjek saling mengisi dan
melengkapi sehingga terjadilah dinamika cinta. Sedangkan cinta kasih manusia
kepada alam atau lingkungannya terwujud dalam bentuk menjaga lingkungan,
menciptakan keserasian, keselarasan, keseimbangan dengan alam lingkungan
sehingga dapat tercapai kehidupan yang aman dan tentram
III. UNSUR
Pengertian
cinta menurut Dr. Sarlito W Sarwono bahwa cinta memiliki 3 unsur, yaitu :
1.
Keterikatan
adalah adanya perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain
kecuali dengan dia, ada uang sedikit beli hadiah untuk dia.
2.
Keintiman
adanya kebiasaan dan tingkah laku yang
menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi panggilan
formal seperti bapak, ibu saudara digantikan
dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan sebagainya.makan sepiring berdua.
3. Kemesraan
adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen
rindu kalo jauh atau lama tak
bertemu,
adanya ungkapan ungkapan rasa sayang dan seterusnya.
3
Unsur dalam segitiga cinta, yaitu :
Pertama,
Intimasi. Intimasi adalah aspek emosi dari cinta. Intimasi pada awal hubungan tumbuh
dengan baik, tapi kalau tidak dirawat bisa menurun ke titik nol. Bila
relasi dan komunikasi tidak bertumbuh dengan baik intimasi
menjadi mati.
Kedua, Passion atau
gairah. Ini adalah sisi motivasi dari segitiga cinta itu. Sisi gairah ini punya
peranan penting bagi perkembangan fisiologis dan keinginan yang kuat untuk
bersatu dengan yang dicintai. Pada mulanya passion bertumbuh cepat dan sangat
kuat, sampai tidak lama kemudian passion ini jadi kebiasaan. Passion punya segi
motivasi yang berkekuatan positif. Inilah yang memikat anda kepada seseorang.
Ini cepat berkembang dan bisa juga cepat mati. Sisi negatifnya adalah jika
hubungan sudah saling menyakitkan maka daya tarik
tadi lama kelamaan
memudar.
Ketiga, sisi komitmen.
Ini merupakan sisi kognitif dari cinta. Komitmen adalah tekad untuk memelihara cinta. Komitmen
ini bertumbuh mulai dari taraf nol saat pertama kali bertemu dengan yang
dicintai, dan bertumbuh ketika semakin saling mengenal satu dengan lainnya.
Kuncinya saling mengenal dan menghargai. Bila relasi melemah maka komitmen juga
cenderung melemah.
IV.
MACAM – MACAM
CINTA KASIH
1. Cinta Menurut Ajaran Agama
Dalam
kehidupan manusia, cinta menampakan diri dalam berbagai bentuk kadang
-kadang seseorang mencintai dirinya
sendiri, kadang-kadang mencintai orang lain atau juga istri dan anaknya,
hartanya, atau Allah
dan Rasul-Nya, berbagai
bentuk cinta ini bisa
kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur`an.
a. Cinta Kepada Allah SWT
Bagaimana pun, cinta kepada Allah SWT
adalah yang paling penting. Karena berkat Allah lah semua yang kita lihat ini
ada, berkat Allah lah semua yang kita rasakan ini ada, dan berkat Allah lah kita
ada.
b. Cinta Kepada Rosulullah SAW
Jika ada pertanyaan “siapakah manusia
yang pernah hidup di dunia ini, yang paling anda cintai?”, bukan Ayah, Ibu,
atau pacar jawabannya, tapi Nabi Muhammad SAW. Allah menciptakan dunia ini,
karena dunia akan ditempati oleh Nabi Muhammad. Allah menciptakan Nabi Adam AS,
karena Allah akan menciptakan Nabi Muhammad SAW. Jadi sudah sepantasnya kita
mencintai Nabi Muhammad SAW lebih dari cinta kita kepada manusia lainnya. Wujud
cinta kita kepada Nabi Muhammad harus diwujudkan secara lahir dan batin. Secara
lahirnya dapat kita lakukan dengan memperbanyak membaca Sholawat, membaca
pujian-pujian atas Nabi Muhammad, dan juga dengan membaca maulid-maulid Nabi
(Barzanji, Ad-Dibai, Simtu Duror, dll). Dan
tentu saja yang paling
utama adalah dengan
menjalankan Sunnah-sunnah Nabi.
c.
Cinta kepada Diri sendiri
Cinta ini erat kaitannya dengan dorongan
menjaga diri, manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya,
dan mengaktualisasikan diri. Ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan
kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia akan membenci segala sesuatu yang
menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri, Ia juga
membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit, dan mara
bahaya.
d. Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan
keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya tidak boleh tidak ia harus
membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Hendaknya ia
menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain,
bekerja sama dengan
memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu, Alloh ketika memberi
isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak
pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus
menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam
memberikan sebagian karunia yang
diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang
berusaha untuk tidak berlebih- lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan
melepaskan diri dari gejala- gejala itu adalah dengan melalui iman menegakan
shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya,
dan menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bisa
menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri. dan cintanya kepada orang
lain. Dengan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan
masyarakat.
e. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan
seksual sebab yang bekerja dalam melestarikan
kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri, ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga.
f. Cinta Keibuan
Tak perlu diragukan lagi bahwa cinta
seorang ibu kepada anaknya sangatlah besar. Berjuang selama kita masih di
kandungannya, hingga kita meninggal, atau hingga beliau meninggalkan dunia.
Tanpa apapun yang anak berikan kepada ibunya, sang ibu akan selalu mencintai
anaknya. Sebenarnya, inilah yang paling bisa disebut sebagai “cinta tak butuh
alasan”. Ibu adalah cinta kita yang utama. Tentu saja setelah cinta kita kepada
Allah dan Nabi Muhammad.
g. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-
ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si Ibu dengan anak-anaknya maka
para ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan
fisiologis seperti halnya dorongan keibuan melainkan dorongan psikis. Dorongan
ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak- anaknya, karena barsumber dari
kesenangan dan kegembiraan baginya sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagi
kelangsungan peran bapak dan kehidupan
tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia. Bapak adalah seseorang
yang wajib kita cintai secara
benar, sama halnya cinta kita kepada
ibu.
2.
Pemujaan
Pemujaan adalah salah
satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia.Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti ,
nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah
sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,menduduki peringkat kedua setelah
cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik
dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin
yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang
menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga
Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa
kemanusiaan dari kekelaman, kesesatan menuju cahaya
petunjuk.
3.
Kasih Sayang
Pengertian kasih
sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta adalah
perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam
kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang
ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda- mudi (pria-wanita) bila
diakhiri dengan perkawinan, maka didalam rumah tangga keluarga muda itu bukan
lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling
menumpahkan kasih sayang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari
masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling
percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh.Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya
unsur tanggung jawab, maka
retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran,
terancamlah kebahagian rumah tangga itu.
4.
Kemesraan
Kemesraan berasal dari
kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab.kemesraan ialah
hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara
maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan
kasih sayang yang mendalam. Filusuf Rusia dalam bukunya makna kasih mengatakan
“jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar
keluar dari cinta diri, Ia mulai hidup untuk orang lain”. Pernyataan ini
dijabarkan secara indah oleh William Shakespeare dalam kisah “Romeo dan
Juliet”, bila di Indonesia kisah ”Roro Mendut dan Prono Citro”
5.
Belas Kasihan
Dalam cinta sesama ini
dipergunakan istilah belas kasih, karena cinta disini bukan karena cakapnya,
kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaanya. Penderitaan ini
mengandung arti luas. Mungkin tua, sakit-sakitan, yatim piatu, penyakit yang
dideritanya,dan sebagainya. Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah
orang yang berakhlak, manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan.
Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihnya itu. Bila orang itu
tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah.
6.
Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih
kesaudaraan merupakan cinta kasih antara orang-orang yang sama- sama sebanding,
sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang- orang yang
lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis
tersebut, Kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih
tidak terbatas kepada seseorang saja. Berlawan dengan kedua jenis cinta kasih
tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan akan penyatuan
yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang. Pada hakekatnya cinta kasih
tersebut bersifat bersifat ekslusif, bukan universal, dan juga barangkali
merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
V.
PENGARUH CINTA
KASIH DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Pada hakikatnya semua makhluk hidup pasti
memiliki rasa kasih sayang dan cinta kasih di dalam dirinya. Seperti halnya
manusia. Manusia yang tumbuh di tengah-tengah keluarga yang penuh dengan cinta
kasih pasti akan memiliki sifat yang penuh dengan cinta kasih juga. Sifat yang
penyayang dan penyabar dapat tercipta dari kehidupannya yang di bentuk di ruang
lingkup yang paling utama yaitu KELUARGA.
Anak yang hidup di tengah-tengah keluarga
yang harmonis pasti lah memiliki kepribadian yang lebih baik di bandingkan
dengan seorang anak yang tumbuh besar di tengah-tengah keluarga yang kurang
atau bahkan tidak harmonis. Emosi dan sudut pandang seseorang dalam menghadapi
suatu masalah merupakan salah satu contoh yang paling mudah di lihat. Maka
untuk para orang tua, berusahalah menjadi orang tua yang baik, yang selalu
membekali anak-anaknya dengan cinta kasih dan nilai-nilai keagamaan agar
tercipta kepribadian yang baik pula.
Setelah
lingkup keluarga, cinta kasih juga dapat terjalin di dalam masyarakat.
Contohnya dijaman sekarang pacaran merupakan hal yang
lumrah dan dapat ditemukan hampir disetiap tempat yang kita tuju. Sebenarnya
tidak ada yang salah jika menjalin hubungan pacaran selagi itu semua untuk
memotivasi kita agar lebih baik lagi dalam menjalani kehidupan.Namun berpacaran
juga dapat menimbulkan efek negatif jika kita tidak dapat mengelola waktu
dengan baik. Contohnya kita bisa membuang-buang waktu hanya untuk berpacaran,
padahal masih banyak kegiatan positif yang dapat kita lakukan. Intinya
sesuaikanlah dengan diri kalian apakah perlu atau tidak.
VI.
MANUSIA DAN
CINTA KASIH
Hidup tanpa cinta itu
kosong. Cinta amat penting dalam kehidupan manusia. Belumlah sempurna
hidup seseorang jika dalam hidupnya
tidak pernah dihampiri perasaan cinta.
Karena manusia didunia
tidak hanya seorang
diri, melainkan selalu melibatkan pihak lain, dengan
istilah cinta tersebut haruslah diartikan, baik
mencintai
maupun dicintai.
Menurut
Prof. Dr. Louis Leahy S.J, pada hakikatnya cintalah yang terdapat
pada asal mula dari hidup, sekurang-kurang rasa cinta akan diri sendiri.
(Louis Leahy : 1984).
Dalam diri setiap manusia terdapat dua
sumber kekuatan yang menggerakkan nya untuk berbuat termasuk untuk mencintai
atau dicintai. Dua sumber kekuatan itu adalah akal dan budi di satu pihak, dan
nafsu dipihak lain. Jadi, perasaan cinta dapat dipengaruhi oleh dua sumber,
yaitu perasaan cinta yang digerakkan oleh akal budi dan perasaan cinta yang
digerakkan oleh nafsu. Yang pertama disebut cinta sejati (cinta tanpa pamrih),
sedangkan yang kedua disebut cinta nafsu (cinta pamrih). Oleh Prof. Dr. Louis
Leahy S.J, menyatakan bahwa cinta tanpa berpamrih disebut cinta kebaikan,
sedangkan cinta pamrih disebut cinta utilitaris atau yang bermanfaat, artinya,
yang mengindahkan kepentingan diri sendiri.
Cinta kasih atau cinta sejati adalah cinta
kemanusiaan yang tumbuh dan berkembang dalam lubuk sanubari setiap manusia,
bukan dorongan suatu kepentingan melainkan atas dasar kesadaran bahwa
hakikatnya manusia itu satu. Cinta kasih itu meliputi seluruh dunia,
tanpa melihat suku bangsa, warna kulit, agama dan sebagainya dan tidak mengenal
batas waktu. Cinta kasih bersifat abadi, karena ia tidak bergantung kepada
sesuatu yang ada dan melekat pada sesuatu yang dicintai. Cinta kasih
keberadaannya bukan disebabkan oleh unsur-unsur yang bersifat internal, yang
berkembang didalam diri kita masing-masing.
VII.
CONTOH DALAM KESEHARIAN
1) Pada tuhan
Cinta kasih antara
manusia dan Tuhan. Apabila seorang
taat beribadah, menurut perintah Tuhan, dan menjauhi
larangan-Nya, orang itu mempunyai cinta kasih kepada Tuhan penciptanya.
2) Pada diri sendiri
Dengan
merawat diri, menjaga kesahatan tubuh dsb.
3) Pada alam
Cinta kasih manusia terhadap
lingkungannya. Apabila seseorang menciptakan taman yang indah, memelihara taman
pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanam tanah gundul dengan
teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena atau dikatakan bahwa orang itu
menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan hidupnya.
4) Pada sesama manusia
· Cinta kasih
antar orang tua dan anak. Orang tua yang memperhatikan dan memenuhi kebutuha
anaknya, berarti mempunyai rasa cinta kasih terhadap
anak. Mereka selalu mengharapkan agar anaknya menjadi orang baik dan berguna
dikemudian hari.
·
Cinta kasih antara pria dan wanita. Seseorang pria
menaruh perhatian terhadap seorang gadis dengan perilaku
baik, lemah lembut,
sopan, apalagi memberikan
seuntai mawar merah, berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.
VIII.
MASALAH CINTA
KASIH BERERTA SOLUSINYA
KASUS PERTAMA
Studi kasus cinta dan kasih diambil dari certia anak
jalanan yang kurang bahkan tidak pernah merasakan rasa cinta dan kasih. Banyak
sekali anak jalanan yang terlahir tanpa orang tua, atau terlahir mempunyai
orang tua yang tidak pernah memberikan mereka rasa kasih sayang. Karena mereka
tidak pernah merasakan rasa cinta dan kasih dari orang terdekat mereka, mereka
kadang suka berprilaku tidak sopan terhadap orang lain.
Orang-orang seperti ini harus lebih diperhatikan dan
diberi pengertian karena mereka dapat juga merugikan orang lain. Seperti
contohnya mereka akan melakukan hal tercela
yang dapat menyakiti perasaan orang lain tanpa memikirkan perasaan orang yang
mereka sakiti hatinya karena mereka sendiri pun tidak mengerti apa arti cinta
dan kasih sayang.
SOLUSI
Anak-anak seperti ini harus diarahkan dan dibimbing,
diberi tahu dan diberi cinta dan kasih sayang. Dengan memperhatikan mereka,
mengajari mereka, mengasihi mereka, pelan namun pasti mereka pasti akan
mengerti dan merasakan kenyamanan dalam hidupnya yang selama ini selalu dipenuhi
dengan rasa dengki terhadap orang lain. Dunia ini akan indah jika kita semua yang
hidup didunia ini memiliki rasa cinta dan kasih terhadap sesama manusia,
menghargai, memberi dan mengasihi sesama manusia, maka dunia akan terasa
nyaman dan damai
karen penuh cinta dan kasih
sayang.
Kurangnya cinta kasih seperti anak jalanan tersebut
akan berdampak buruk bagi anak tersebut, baik secara sikap, tutur kata, maupun
psikologisnya. Anak jalanan seperti mereka adalah anak-anak yang butuh
perhatian lebih dari pemerintah maupun masyarakat sekitar. Jangan selalu
meremehkan atau mengucilkan anak jalanan, karena mereka juga manusia yang
memiliki hati dan dapat merasa sakit hati jika diperlakukan seperti itu. Dapat
kita lihat juga dari contoh kasus tersebut bahwa orang yang kurang merasakan
kasih sayang terkadang memiliki sifat emosional yang tinggi dan prilaku yang
kurang baik. Orangtua dapat melihat dari kasus ini agar anaknya harus memiliki
cinta kasih dan diberi cinta kasih agar mereka memiliki
akhlak dan moral yang baik juga.
KASUS KEDUA
Kasus terkait anak korban perceraian menduduki
peringkat kedua dari total pengaduan kasus-kasus perlindungan anak kepada
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Terkait hal itu, pihak-pihak terkait diminta
meminimalkan potensi kekerasan terhadap anak korban perceraian.
Berdasarkan
data yang dihimpun Republika dari KPAI, sepanjang periode 2011-2016,
tercatat 4.294 pengaduan kasus anak korban pengasuhan
keluarga dan pengasuhan alternatif. Jika dilihat dari keseluruhan kategori
pengaduan, jumlah ini menduduki peringkat kedua setelah kategori laporan kasus
anak berhadapan dengan hukum (ABH) yang mencapai 7.698 kasus.
Komisioner KPAI Rita Pranawati menuturkan, menurut
data KPAI, anak-anak korban perceraian rawan mengalami lima bentuk kekerasan.
“Anak-anak korban perceraian rawan mengalami perebutan hak asuh, pelanggaran
akses bertemu orang tua, penelantaran hak diberi
nafkah, anak hilang,
serta menjadi korban
penculikan keluarga.
Kasus-kasus anak korban perceraian yang kami alami meliputi lima kategori
tersebut,” ujar Rita kepada Republika, Rabu
(5/10).
Menurutnya, data pengaduan itu dihimpun dari berbagai
sumber, seperti laporan langsung, laporan secara
daring, pendataan dari lembaga mitra
KPAI, dan pemantauan media. Rita mengklaim,
mayoritas aduan kasus anak akibat perceraian didahului oleh orang tua yang
menikah pada usia dini. Orang tua muda yang bercerai, masih banyak yang belum
menyadari jika konflik dapat membuat anak merasa terintimidasi. Jika demikian, secara jangka panjang
ada dampak trauma
psikologis yang diderita
anak.
Konflik akibat perceraian dapat mengurangi kualitas
generasi muda secara jangka panjang.
SOLUSI
Karena itu, para orang tua yang bercerai
mau menyadari pentingnya menjaga pola asuh bersama. Meski sudah berpisah,
kedua orang tua wajib memberikan kasih sayang yang sama rata kepada anak. Selain itu,
orang tua juga tidak membuat suasana menjadi intimidatif. Jangan paksa anak
memilih orang tuanya. Sebaiknya orang tua tetap bekerja sama memberikan kasih sayang dan mendampingi anak hingga dewasa.
Orang tua yang bercerai juga harus tetap menjaga relasi yang baik dengan
anak. Hal ini penting dilakukan mengingat ada potensi kekerasan dan dampak
psikologis akibat perceraian terhadap anak.
Sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak, setiap
anak harus mendapatkan cinta dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, hak bermain, hak mendapat pendidikan, kesehatan, maupun nafkah dari
orang tua.
Daftar pustaka
Alamsyah,
M 1987. Budi Nuarani Filsafat Berikir. Jakarta :Titik Terang. Suryadi, M.P 1985. Ilmu
Budaya Dasar. Buku
Materi Pokok. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Terbuka.
Poedjawijatna, I.R. 1986. Etika,
Filsafat Tingkah Laku.
Jakarta : Bina Aksara.
Faisal, Sanapiah dan Mappiare. Tanpa
Tahun. Demensi-Demensi Psikologi. Surabaya : Usaha Nasional.
From.Erich. 1983. Seni Mencintai. Jakarta: Sinar
Harapan
Komentar
Posting Komentar